Lagu lama nya orang munafiqun. Musuh dalam selimut. Menusuk dari belakang. Menuking di tikungan. Menggunting dalam lipatan !!!

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.”(HR. Muslim)
"Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah laksana bangunan yang saling menguatkan bagian satu dengan bagian yang lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lagu lama nya orang munafiqun. 
Musuh dalam selimut.
Menusuk dari belakang.
Menuking di tikungan.
Menggunting dalam lipatan.

Ghirah, diartikan Buya Hamka dengan cemburu. 
Ghirah adalah konsekuensi dari iman itu sendiri.

Dinukil dari tulisan Muhammad Cheng Ho di hidayatullah sebagaimana dituturkan oleh Buya Hamka dalam bukunya “Ghirah dan Tantangan terhadap Islam”, Tuanku Imam Bonjol awalnya hendak mengundurkan diri dari medan perang. Namun setelah melihat masjid diambil dan dijadikan kandang kuda, api tauhid di dalam dadanya berkobar-kobar, beliau akhirnya tak jadi mundur. Beliau lalu menyentak pedangnya, walaupun beliau sudah tua! Tak dihitungnya lagi menang atau kalah, hidup atau mati.

“Tak melawan itulah yang mati. Sebab tak ada lagi ghirah (cemburu),” tegas Buya Hamka.

Sumber : FP PengenJadiBaik


ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90