Inilah Sosok Pemilik Pesantren Al-Qadar yang Tak Hancur Dihantam Banjir Garut

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

PRIA berusia 54 tahun ini bernama KH. Abdul Qadar Rusman. Kiai Abdul adalah pendiri pesantren Al-Qadar yang berada di sisi sungai Cimanuk. Suami dari Hj. Wesi Irianti ini, menceritakan pesantren itu didirikan tahun 2000. Ia mengaku, pesantren itu dibangun atas amanat gurunya Alm. KH Mashudi Ali di Tebu Ireng Jombang.

Saat banjir bandang melanda daerah itu, Pesantren ini tetap kokoh berdiri. Padahal di sekitar Ponpes tersebut porak poranda, bahkan jembatan yang menghubungkan ke Ponpes pun ambruk tergerus derasnya air. Padahal secara kasat mata keberadaan Ponpes tersebut hanya 10 meter dari Sungai Cimanuk.
“Berkat pertolongan Allah SWT, pesantren kami tidak tersentuh bencana banjir bandang sungai Cimanuk,” ujar KH. Abdul Qadar Rusman di Kp. Lebak Siuh Kelurahan Muara Sanding Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut, seperti disitat dari Poros Garut, Rabu (21/9/2016). Ayah dari Siti Alzena dan Siti Nurabidah ini menceritakan, awal mendirikan pesantren ala kadarnya, beralaskan tanah dan ditutupi dengan terpal agar tidak kehujan dan kepanasan, bahkan tanpa penerangan listrik hanya lampu cempor (lampu dari bambu berbahan bakar minyak tanah-red).

“Keseharian saya, belajar ngaji, zikir dan ibadah di ponpes. Pokoknya selama 15 tahun saya bolak balik antara rumah dan ponpes, tidak pernah kemana-mana,” katanya.
Tahun 1999, Kiai Abdul bermimpi bertemu dengan KH. Mashudi Ali. Ia berpesan agar Kiai Abdul segera menemuinya di Jombang. “Padahal, saat itu saya belum kenal dengan beliau,” tukasnya.
“Saya berangkat dengan keyakinan pasti ketemu, padahal saya belum pernah ke sana. Setelah bertanya ke sana sini, akhirnya selepas Isya, saya ketemu pondok pesantrenya. Dan sama santri beliau saya di suruh istrihat dan Kyai akan menemui dirinya saat subuh,” kenang Kyai Abdul.
Setelah sholat subuh, lanjut Kyai Abdul, dirinya baru bisa bertemu dengan gurunya itu dan kaget sebab orang yang dalam mimpi saya ada dihadapan saya.
“Saat itu, Guru saya berpesan agar mendirikan pondok pesantren di pinggir kali, dan belajar ke dia sebulan sekali, istilahnya santri ngalong,” kata Kyai Abdul asli Garut ini sambil tersenyum dan menutup pembicaraan.

Sumber : islampos.com
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90