ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Hidayah bisa datang melalui hal-hal yang sungguh tak pernah terduga. Seperti yang dialami oleh perempuan Inggris yang akhirnya terpanggil untuk memeluk Islam ‘hanya’ karena celana dalam.
Petugas laundry tersebut saban harinya bertugas mengumpulkan pakaian kotor di sebuah asrama mahasiswa sebuah universitas di Inggris. Sejak pagi dia memilah pakaian-pakaian mahasiswa yang kotor untuk selanjutnya dicucinya.
Akan tetapi, wanita tersebut lantas merasakan sesuatu yang berbeda ketia sekelompok mahasiswa asal timur tengah menghuni asrama. Ia mendapati bahwa kelompok mahasiswa muslim tersebut memiliki celana dalam yang baunya berbeda dengan mahasiswa pada umumnya.
Rasa penasarannya yang teramat tinggi membuat wanita tersebut memeberanikan diri untuk menanyakan kepada para mahasiswa muslim tentang celana dalam mereka yang lebih bersih dibandingkan dengan teman-teman mereka yang tidak dari timur tengah.
Salah satu mahasiswa memberikan penjelasan bahwa mereka selalu istinja setelah buang air kecil. Mahasiswa tersebut lantas memberikan penjelasan mengenai pengertia istinja.
“Apakah itu yang diajarkan oleh agamamu?” tanya petugas laundry
“ya” jawab mahasiswa muslim.
Ternyata jawaban dari para mahasiswa tersebut dirasa belum bisa menjawab rasa penasarannya yang semakin membuncah. Ia lantas bertanya pada Doktor Shalih, seorang dosen muslim asal Saudi Arabia yang mengajar di universitas tersebut.
Baca Juga : 5 Kisah Mualaf yang Masuk Islam karena Hal Unik
Wanita ini lantas menceritakan kepada Shalih mengenai pengalamannya dalam menangani pakaian dalam mahasiswa muslim. Baginya sungguh tidak wajar, karena salama bekerja sebagai petugas pencuci pakaian, baru kali ini ia mendapati pakaian dalam sekelompok orang yang rekatif tidak bau atau pun bernoda.
Doktor Shalih pun kemudian menjelaskan bahwa dalam Islam ada konsep thaharah. “Agama kami mengajarkan bersuci setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar, tidak seperti mereka yang tidak perhatian dalam masalah seperti ini,” kata Doktor Sholih.
Jawaban tersebut akhirnya membuat sang pencunci pakaian mulai tertarik dengan Islam. Bukan karena dia bekerja dibidang kebersihan sehingga dia terkensan dengan ajaran kebersihan dari Islam, akan tetapi dia merasa Islam merupakan agama yang sangat detail dalam mengatur kehidupan. Dalam benaknya, untuk hal yang sangat kecil pun, Islam memberikan ajarannya.
Semenjak saat itu dia intens mempelajari Islam hingga khirnya memutuskan untuk mengucap dua kalimat syahadat.
Sontak berita tersebut menjadi bahan perbincangan mahasiswa, terlebih karena alasan wanita tersebut masuk Islam diawali dari rasa kagumnya dia pada celana dalam orang Islam yang bersih.
Sumber : suratkabar.id